Apa Dampak Geopolitik Timur Tengah Terhadap Ekonomi Indonesia : Ini Kata Airlangga Hartarto
- IdeNews | Enal Mappirewa -
- Selasa, 16 April 2024
Keterangan Pers setelah Ratas bersama Presiden Jokowi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sampaikan kondisi Ekonomi Indonesia masih Kuat Stabil. (poto:ss-Sekretariat Presiden/Biro Pers/idenews)
JAKARTA I IdeNews - Mengantisipasi dampak Geopolitik Timur Tengah akibat ketegangan yang terjadi pasca serangan militer Iran ke wilayah Israel terhadap perekonomian Indonesia menjadi perhatian pada Rapat Terbatas (Ratas) yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara pada Selasa, (16/4/2024).
Hadir dalam Ratas tersebut menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang fokus membahas dampak konflik baru antara Iran dengan Israel yang mempertaruhkan Geopolitik Timur Tengah.
Selepas Rapat Terbatas yang berlangsung di kompleks Instana Negara Medan Merdeka , Jakarta Pusat, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menemukan perlunya Deeskalasi dalam menjaga kestabilan regional sebagai upaya mengurangi dampak ekonomi Global.
“Dari sisi perekonomian tentu kita melihat terjadi lonjakan harga minyak akibat serangan Israel ke kedutaan Iran di Damaskus Suriah dan juga retaliasi yang dilakukan oleh Iran,” ucap Airlangga Hartarto, (16/4).
“Dari segi ekonomi, Laut Merah dan Selat Hormuz itu menjadi penting terutam karena selat Hormuz itu 33 ribu kapal minyak dan Laut Merah itu sekitar 27 ribu dan peningkatan Freight cost itu menjadi salah satu hal yang harus dimitigasi,” terang Menko Perekonomian.
Dalam Keterangan Pers tersebut seperti dikutip melalui Channel YouTtube Sekretariat Presiden, Menko Airlangga Hartarto juga menekankan meskipun menghadapi kondisi geopolitik namun perekonomian Indonesia tetap menunjukkan trend positif dengan pertumbuhan ekonomi yang masih cukup solid sebesar 5 persen dengan nilai inflasi yang terkontrol dengan baik di kisaran 2,5 persen dan plus mines 1 persen.
Baca Juga :
“Neraca perdagangan kita masih surplus dan cadangan devisa kita masih kuat diangka 136 miliar dollar AS,” ungkapnya.
Selain itu, terkait dengan munculnya ketidakpastian keuangan global, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa pasar keuangan global mengalami ketidak pastikan dimana indeks dollar mengalami penguatan, disisi lain nilai tukar dan indeks harga saham global menunukan grafik pelemahan. Namun menurutnya dibandingkan dengan negara-negara lain, Indonesia masih jauh lebih ada.
“Tenti kita perlu melakukan berbagai kebijakan antara lain bauran fiskal dan moneter , menjaga stabilitas nilai tukar, menjaga APBN dan memonitor kenaikan logistik dan kenaikan harga minyak ,” ungkap Airlangga.
Dalam hal antisipasi gejolak ekonomi global, Pemerintah Indonesia tentu menyiapkan langkah-langkah strategis dengan fokus pada kebijakan yang mampu mendukung sektor riil dan juga mampu menstabilkan nilai tikar rupiah untuk mengurangi dampak terhadap impor sambil juga mencatat dampak positif bagi eksportir yang menerima peningkatan devisa.
“Pemerintan terus melihat reform struktural dan menjaga ekspektasi dari investor dan juga memperkuat daya saing dan juga untuk menarik investasi jangka panjang ke Indonesia. Jadi kepastian-kepastian itu yang harus dijaga,” tutur Menko.
Kekhawatiran dunia internasional dalam sektor ekonomi global akibat konflik baru antara Iran dengan Israel, bisa semakin memperburuk keadaan.
Untuk diketahui, saat Israel menyerang Palestina yang menyebabkan kelompok Houthi yang pro terhadap perjuangan Palestina yang mengambil sikap keras dengan menyerang kapal-kapal Kargo yang berlayar di Laut Merah yang menyebabkan banyaknya kapal kargo yang berlayar menuju Israel terkena serangan dari kelompok Houthi.
Hingga menyebabkan pengiriman logistik dengan kapal-kapal kargo mengalami peningkatan yang signifikan, yang juga mengganggu rantai pasok ekonom secara global.
(Nale - Idenews)